Selasa, 26 April 2011

kekayaan yang sejati

kekayaan yang sejati
Pernahkah anda memperhatikan, bahwa orang-orang kaya yang kehilangan kekayaannya, seringkali mendapatkannya kembali? Beberapa diantaranya ada yang mendapatkan kembali kekayaan mereka itu dalam waktu singkat. Bahkan tak jarang menjadi lebih kaya dari sebelumnya.
Mengapa demikian? Karena hal-hal yang mampu kita ciptakan sendiri, lebih mampu kita pelihara. Bahkan bila perlu kita ciptakan kembali dengan lebih banyak.
Jika anda mampu membuat pensil sendiri, anda tidak perlu khawatir jika pensil tersebut hilang atau habis anda gunakan, karena anda bisa membuatnya kembali kapan saja dan seberapa saja yang anda inginkan.
Namun bagi mereka yang memperoleh pensil dari warisan, kebetulan menemukannya atau harus mendapatkannya dengan perjuangan yang susah payah melalui atasan atau pemerintah, akan sangat ketakutan kehilangan pensilnya. Dan biasanya sekali hilang, akan hilang selamanya.
Demikian juga dengan kekayaan. Kita harus mampu menciptakan kekayaan melalui tangan kita sendiri. Sekali lagi, jika kita tahu bagaimana menghasilkannya, maka kita juga akan mengetahui bagaimana cara memeliharanya.
Tentu saja dalam proses penciptaan kekayaan ini terkadang kita menggunakan sumber-sumber daya orang atau benda. Termasuk kita menggunakan ketrampilan/tenaga orang lain, waktu orang lain, pikiran orang lain atau bahkan modal orang lain. Karena itu jika kita tidak memiliki pengetahuan menciptakan kekayaan, kita hanya membuang-buang tenaga orang lain, membuang waktu orang lain dan modal orang yang dipercayakan kepada kitapun lenyap begitu saja. Lebih-lebih tentunya kita akan senantiasa buang-buang energi, waktu dan uang sendiri jika kita mencoba menjalankan sesuatu yang kita tidak miliki ilmunya.
Mungkin banyak dari kita berpikir bahwa jika ada uang 1 milyar saja, kehidupan kita akan berubah. Pertanyaannya adalah berubah ke arah mana? Karena uang 1 milyar yang datang begitu saja dalam kehidupan kita bisa berarti berkah, bisa juga berarti musibah.
Sudah banyak kisah yang kita lihat, dengar dan baca, bagaimana kekayaan harta benda justru menjadi malapetaka dalam kehidupan orang-orang. Mungkin suara yang bersumber dari keputas asaan akan berkata, "tapi tidak buat ku". Begitulah juga yang telah dikatakan oleh banyak orang sebelum musibah itu terjadi.
Inilah salah satu bukti lagi bahwa Tuhan itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Jumlah kekayaan yang kita miliki saat ini, tentunya merupakan cerminan dari kepantasan jumlah kekayaan yang mampu kita tanggung dan terima.
Seberapa besar kekayaan yang anda inginkan? Jadilah orang yang memiliki kapasitas untuk memiliki kekayaan sebesar itu.
Seberapa jumlah yang kita hasilkan menjadi cermin siapa diri kita. Uang yang anda miliki bisa memperjelas kebiasaan-kebiasaan anda. Dibutuhkan sikap hidup yang berbeda untuk menghasilkan Rp 500.000 per hari dari pada Rp 500.000 per bulan.
Katakanlah anda seorang bos. Selama ini karyawan anda hanya mampu menghasilkan Rp 500.000 per bulan untuk perusahaan. Dan sekarang anda ingin perusahaan mendapatkan Rp 500.000 itu per hari. Artinya, jika bukan berarti anda membutuhkan karyawan baru, berarti anda membutuhkan kebijakan baru yang sangat luar biasa. Bahkan bisa jadi dibutuhkan bos yang baru.
eCerdas bisa menjadi 'sekolah' anda untuk meningkatkan kapasitas anda dalam hal menciptakan, memiliki dan memelihara kekayaan. Bersama ribuan komunitas eCerdas, kita bisa bersama-sama menjadi pembelajar-pembelajar kakayaan. Karena setiap orang kaya baru yang berkualitas lahir, ia akan turut memperkaya dunia.
http://caricela.blogspot.com/
http://ecerdas.com/blog/Article,52,Penciptaan-Kekayaan

0 komentar:

Posting Komentar